Hati-hati dengan Agen / Calo Tiket Bus Pengangkutan
Kemarin tepatnya tanggal 30 Agustus 2011 saya mengalami hal buruk yang menimpa saya & istri saya. Hal buruk tersebut adalah masalah tiket bus tujuan Bukittinggi ke Medan yang saya beli dari agen / calo. Tiket tersebut saya beli pada tanggal 28 Agustus 2011 di Loket PO. ANS cabang Terminal Aur Kuning Bukittinggi. Pada saat itu saya membelinya lebih awal (sebelum hari H) karena takut kalau tiket habis jika saya membelinya pada hari H sehingga saya putuskan untuk membelinya pada hari itu.
Saya telah mendatangi setiap loket penjualan tiket bus di Terminal Aur Kuning Bukittingi & hanya 1 loket yang menjual tiket bus untuk tujuan Bukittinggi-Medan & keberangkatan tanggal 30 Agustus 2011 yaitu Loket PO.ANS. Menurut agen PO.ANS, pada tanggal 30 Agustus 2011 tidak ada bus ANS yang berangkat dari bukittinggi ke Medan karena hari tersebut adalah hari lebaran. Begitu juga untuk bus-bus lainnya kecuali 1 bus yaitu Bus Pariwisata. Jadi dia menawarkan tiket bus Pariwisata tersebut kepada saya. Kemudian saya bertanya kepada agen tersebut “apakah tiket ini resmi & apakah keberangkatan Bus Pariwisata ini pasti?”. Agen tersebut pun menjawab “Ya, tiket ini resmi & bus ini pasti berangkat pada tanggal 30 Agustus 2011 karena bus ini adalah bus dari medan (Nomor Polisinya : BK) & supirnya juga orang Medan jadi harus berleberan di Medan”, begitulah katanya. Karena terpengaruh oleh perkataannya, saya pun percaya & membelinya. Tetapi kenyataanya pada tanggal 30 Agustus 2011 ketika mendatangi loket PO.ANS, Bus Pariwisata yang dijanjikannya tidak ada sehingga agen PO.ANS tersebut menggantikannya dengan mobil travel. Saya pun tidak mempermasalahkannya karena bagi saya yang penting adalah sampai di tempat tujuan.
Ketika mobil travel tersebut tiba di Terminal Aur Kuning Bukittinggi, saya pun bersiap-siap mengemas barang untuk berangkat ke Medan. Tapi agen PO.ANS memanggil saya & meminta tambahan ongkos sebesar Rp. 60.000,- karena Bus Pariwisata digantikan menjadi mobil travel. Saya merasa keberatan & saya tidak mau membayar tambahan ongkos tersebut karena hal ini adalah kesalahan dari pihak agen. Karena saya tidak mau membayar, agen pun mengatakan bahwa ia akan mengembalikan uang pembelian tiket kepada saya sebesar Rp. 360.000,- dipotong Rp.40.000,- dengan alasan pemotongan adalah sebagai biaya pembatalan.
Awalnya saya masih keberatan karena menurut saya hal ini tidak adil & ini merugikan penumpang. Saya pun berkeras untuk meminta uang pembelian tiket sebesar Rp. 360.000,- tanpa dipotong biaya apapun. Tapi agen tidak mau & mengatakan “Kalau kamu tidak mau menambah ongkos sebesar Rp. 60.000,- maka saya akan mengembalikan uang kamu sebesar Rp. 320.000,-. Hanya segitu saja yang bisa saya kembalikan, saya tidak akan mengembalikan uang kamu sebesar Rp. 360.000,-. Yang bisa saya kembalikan hanya sebesar Rp. 320.000,-. Terserah kamu mau menerima atau tidak”. Akhirnya dengan rasa keberatan & kekecewaan terhadap agen PO.ANS yang tidak bertanggung jawab tersebut, saya pun menerimanya karena saya tidak mau bertengkar dengan agen tersebut. Kemudian saya & istri beranjak dari loket PO. ANS menuju loket PO.NPM untuk menanyakan tiket bus tujuan Bukittinggi-Medan dan akhirnya saya pun mendapatkan tiket Bus NPM tujuan Bukittinggi-Medan.
Begitulah cerita saya, semoga kamu tidak mengalami hal yang sama seperti saya. Satu pesan saya kepada kamu semua, berhati-hatilah dalam membeli tiket bus. Kalau bisa belilah tiket bus yang jelas & benar-benar resmi dari loket yang jelas & resmi. Jangan mudah percaya dengan perkataan & janji palsu para agen / calo.
Saya telah mendatangi setiap loket penjualan tiket bus di Terminal Aur Kuning Bukittingi & hanya 1 loket yang menjual tiket bus untuk tujuan Bukittinggi-Medan & keberangkatan tanggal 30 Agustus 2011 yaitu Loket PO.ANS. Menurut agen PO.ANS, pada tanggal 30 Agustus 2011 tidak ada bus ANS yang berangkat dari bukittinggi ke Medan karena hari tersebut adalah hari lebaran. Begitu juga untuk bus-bus lainnya kecuali 1 bus yaitu Bus Pariwisata. Jadi dia menawarkan tiket bus Pariwisata tersebut kepada saya. Kemudian saya bertanya kepada agen tersebut “apakah tiket ini resmi & apakah keberangkatan Bus Pariwisata ini pasti?”. Agen tersebut pun menjawab “Ya, tiket ini resmi & bus ini pasti berangkat pada tanggal 30 Agustus 2011 karena bus ini adalah bus dari medan (Nomor Polisinya : BK) & supirnya juga orang Medan jadi harus berleberan di Medan”, begitulah katanya. Karena terpengaruh oleh perkataannya, saya pun percaya & membelinya. Tetapi kenyataanya pada tanggal 30 Agustus 2011 ketika mendatangi loket PO.ANS, Bus Pariwisata yang dijanjikannya tidak ada sehingga agen PO.ANS tersebut menggantikannya dengan mobil travel. Saya pun tidak mempermasalahkannya karena bagi saya yang penting adalah sampai di tempat tujuan.
Ketika mobil travel tersebut tiba di Terminal Aur Kuning Bukittinggi, saya pun bersiap-siap mengemas barang untuk berangkat ke Medan. Tapi agen PO.ANS memanggil saya & meminta tambahan ongkos sebesar Rp. 60.000,- karena Bus Pariwisata digantikan menjadi mobil travel. Saya merasa keberatan & saya tidak mau membayar tambahan ongkos tersebut karena hal ini adalah kesalahan dari pihak agen. Karena saya tidak mau membayar, agen pun mengatakan bahwa ia akan mengembalikan uang pembelian tiket kepada saya sebesar Rp. 360.000,- dipotong Rp.40.000,- dengan alasan pemotongan adalah sebagai biaya pembatalan.
Awalnya saya masih keberatan karena menurut saya hal ini tidak adil & ini merugikan penumpang. Saya pun berkeras untuk meminta uang pembelian tiket sebesar Rp. 360.000,- tanpa dipotong biaya apapun. Tapi agen tidak mau & mengatakan “Kalau kamu tidak mau menambah ongkos sebesar Rp. 60.000,- maka saya akan mengembalikan uang kamu sebesar Rp. 320.000,-. Hanya segitu saja yang bisa saya kembalikan, saya tidak akan mengembalikan uang kamu sebesar Rp. 360.000,-. Yang bisa saya kembalikan hanya sebesar Rp. 320.000,-. Terserah kamu mau menerima atau tidak”. Akhirnya dengan rasa keberatan & kekecewaan terhadap agen PO.ANS yang tidak bertanggung jawab tersebut, saya pun menerimanya karena saya tidak mau bertengkar dengan agen tersebut. Kemudian saya & istri beranjak dari loket PO. ANS menuju loket PO.NPM untuk menanyakan tiket bus tujuan Bukittinggi-Medan dan akhirnya saya pun mendapatkan tiket Bus NPM tujuan Bukittinggi-Medan.
Begitulah cerita saya, semoga kamu tidak mengalami hal yang sama seperti saya. Satu pesan saya kepada kamu semua, berhati-hatilah dalam membeli tiket bus. Kalau bisa belilah tiket bus yang jelas & benar-benar resmi dari loket yang jelas & resmi. Jangan mudah percaya dengan perkataan & janji palsu para agen / calo.
Komentar
Posting Komentar